Kenali Dan Cegah Penyakit Mulut Dan Kuku Pada Hewan Ternak

Kenali Dan Cegah Penyakit Mulut Dan Kuku Pada Hewan Ternak
Gambar ilustrasi.

Tribratanewsst _ Daging merupakan bahan pangan nabati dengan sumber protein yang sangat tinggi dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat karena rasanya yang lezat dan bergizi. Hewan ternak merupakan sumber daging yang sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai sumbar Protein tubuh.

Belakangan ini ada isu yang beredar tentang penyakit menular yang menyerang heman ternak sebagai sumber produksi daging, penyakit atau virus yang menyerang mulut dan kuku dari hewan ternak atau yang disebut PMK (Penyakit Mulut dan Kuku), untuk itu mari kita kenali apa itu PMK. ? 

PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) atau dikenal juga sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) dan Apthtae Epizooticae adalah penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan oleh Virus tipe A dari family Picornaviridae, genus Apthovirus dengan inkubasi 2-14 hari (masa sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejala penyakit) dan sangat rentan menular pada Sapi. Kerbau, Unta, Gajah, Rusa, Kambing, Domba dan Babi.

Penyakit ini dapat dapat menyebar dengan sangat cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi dengan pengendalian yang sulit dan kompleks karena membutuhkan biaya vaksinasi yang sangat besar dan juga membutuhkan pengawasan lalu lintas hewan yang ketak, apalagi Negara Indonesia terdiri dari puluhan ribu pulau dan ratusan pelabuhan besar dan kecil, sehingga rawan penyelundupan ternak dan bahan asal hewan (daging, kulit, dll.) dari negara Endemis PMK seperti India, Brasil, Malaysia, Thailand, Filipina dan sekitarnya.

Cara Penularan dari PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) ini adalah melalui beberapa vaktor penyebaran yaitu dengan :

 Kontak langsung maupun tidak langsung dengan hewan penderita (droplet, leleran hidung, serpihan kulit), 

 Vektor hidup (terbawa manusia, dll) ,

 Bukan vektor hidup (terbawa mobil angkutan, peralatan, alas kandang dll.)

 Tersebar melalui angin, daerah beriklim khusus (mencapai 60 km di darat dan 300 km di laut).

Pada umumnya ciri-ciri dari hewan yang terserang penyakit PMK yaitu demam tinggi pada hewan, hilangnya napsu makan, terjadi Lesi atau lepuh pada sekitar gusi, lidah, rongga mulut, dan bibir, keluarnya air liur yang berlebihan, kuku terluka dan lepas, menggeretakkan dan menggosokan gigi, suka menendangkan kaki, terjadi komplikasi berupa erosi di lidah dan terjadi penurunan berat badan parmanen.

Cara pencegahan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku).

 Pencegahan Dengan Cara Biosekuriti

 Perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans;

 Pemotongan pada hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan - hewan yang kemungkinan kontak dengan agen PMK;

 Desinfeksi asset dan semua material yang terinfeksi (perlengkapan kandang, mobil, baju, dll;

 Musnahkan bangkai, sampah, dan semua produk hewan pada area yang terinfeksi;

 Tindakan karantina.

 

 Pencegahan Dengan Cara Medis

 Untuk daerah tertular :

1. Vaksin virus aktif yang mengandung adjuvant;

2. Kekebalan 6 bulan setelah dua kali pemberian vaksin, sebagian tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan strain yang sedang mewabah.

 Untuk daerah bebas (Indonesia) :

1. Pengawasan lalu lintas ternak;

2. Pelarangan pemasukan ternak dari daerah tertular.

 

Sedangkan untuk hewan yang sudah tertular dapat juga dilakukan pengobatan dan pengendalian dengan cara :

1. Pemotongan dan pembuangan jaringan tubuh hewan yang terinfeksi;

2. Kaki yang terinfeksi di terapi dengan chloramphenicol atau bisa juga diberikan larutan cuprisulfat;

3. Injeksi intravena preparat sulfadimidine juga disinyalir efektif terhadap PMK;

4. Selama dilakukan pengobatan, hewan yang terserang penyakit harus dipisahkan dari hewan yang sehat (dikandang karantina terpisah dari kandang hewan sehat);

5. Hewan tidak terinfeksi harus ditempatkan pada lokasi yang kering dan dibiarkan bebas jalan-jalan serta diberi pakan cukup untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya;

6. Pada kaki hewan ternak yang sehat diolesi larutan Cuprisulfat 5% setiap hari selama satu minggu, kemudian setelah itu terapi dilakukan seminggu sekali sebagai cara yang efektif untuk pencegahan PMK pada ternak sapi.

Semoga tulisan kami ini dapat bermanfaat bagi Bapak/Ibu peternak sehingga kita dapat bersama-sama mengenali dan mencegah peneyebaran PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). 052

 

@ Sumber Situs Portal Resmi Kabupaten Bogor.